Laman

Jumat, 27 Desember 2013

Mutahhari, Murtada



Dari Ensiklopedi
Mutahhari, Murtada dilahirkan pada 2  Pebmari 1920 (1339 H) di Fariman, 60  km dari pusat belajar dan ziarah kaum Syi'ah, Masyhad, Iran Timur. Ayahnya,  Muhammad Husein Mutahhari, seorang  ulama terkemuka. Murtada Mutahhari, sejak kecil, telah belajar di madrasah Fariman. Pada 1932, ketika berusia 12 tahun,  ia belajar di lembaga pendidikan di Masyhad. Kemudian 12 tahun berikutnya,  1944, Mutahhari tiba di Qum, pusat intelektual dan spiritual Islam di Iran— untuk  melanjutkan studinya. Selama belajar di Qum, guru utamanya adalah imam Khomeini. Ketika Mutahhari tiba di Qum,  Khomeini masih termasuk seorang pengajar muda yang sangat menonjol, baik karena kedalaman dan keluasan wawasan keislamannya, maupun kemampuannya dalam menyampaikan perkuliahan.  Secara aktif, Mutahhari mengikuti perkuliahan Khomeini sejak 1946—1951. 
Matakuliah yang diberikan Khomeini meliputi usul fikih, fikih, falsafat, tasawuf,  dan teologi. Di antara murid-muridnya,  Mutahhari adalah yang paling dekat hubungannya dengan Khomeini. Kemudian, di  antara para guru yang cukup berpengaruh  terhadap Mutahhari di Qum, adalah Muhammad Husein Tabataba'i, seorang musafir besar dan guru falsafat yang cukup  terkenal.  Pada 1952, Mutahhari meninggalkan  Qum menuju Teheran, ibukota Iran. Di  kota ini ia mengakhiri masa lajangnya, menikah dengan putri Ayatullah Ruhani. Sebagaimana yang telah diawalinya di Qum,  mulai mengajar fikih, logika, falsafat,  dan teologi di Teheran pun ia mengajar falsafat di Madrasa-yi Marvi, salah satu  lembaga utama pengetahuan keagamaan.  Di Teheran, selain menemukan kepuasan  intelektual dalam bidang pendidikan dan  keagamaan, Mutahhari juga menemukan  keleluasaan aktivitas dalam bidang politik. 
Dalam bidang pendidikan, misalnya, ia  diminta untuk mengajar falsafat di Fakultas Teologi dan Ilmu Keislaman, Universitas Teheran. la mengajar di Fakultas ini  tidak kurang dari dua puluh dua tahun.  Selain dalam dunia akademik, Mutahhari pun banyak terlibat dalam aktivitas  berbagai organisasi keislaman yang berada  di bawah pengawasan Ayatullah Talegani  dan Mahdi Bazargan. Organisasi tersebut  menyelenggarakan kuliah-kuliah bagi para  anggotanya, Umumnya, para anggota organisasi ini dari kalangan menengah profesi, seperti dokter, insinyur, dan lainnya.  Untuk penyebarluasan lebih lanjut pengetahuan keislaman di kalangan masyarakat  luas dan lebih mengakrabkan para ulama  terhadap persoalan-persoalan sosial, pada  1960, Mutahhari mengorganisasikan sekelompok ulama Teheran, terkenal dengan  Masyarakat Keagamaan Bulanan. Tujuan  utama perkumpulan ini ialah menyajikan  relevansi dan kontekstualisasi Islam dengan permasalahan sosial kontemporer; di  samping itu, juga merangsang ide-ide reformis di kalangan ulama yang cenderung  tradisional  Pada 1965, didirikan lembaga serupa,  Husainiya-yi Irsyad, namun jauh lebih  penting artinya, Lembaga tersebut terletak di Teheran Utara dan dimaksudkan  untuk merebut kesetiaan kaum muda berpendidikan sekuler terhadap Islam. Mutahhari di samping sebagai anggota badan  pengarah, juga memberikan kuliah di Husainiya-yi Irsyad. Bahkan, ia menyunting  dan menyumbangkan tulisannya bagi beberapa penerbitan lembaga tersebut. Setelah berlangsung beberapalama, dalam mekanisme operasional Husainiya-yi Irsyad  terjadi pertentangan, khususnya dalam  sikap dan keterlibatan politik praktisnya. 
Akhirnya, Mutahhari keluar dari Husainiya-yi Irsyad. Sementara itu, ia terus mengajar, baik di Universitas Teheran maupun di tempat-tempat lain. Sejalan dengan  itu, dengan tekun, Mutahhari terus aktif  menulis sampai tahun kewafatannya, 1979.  Mutahhari sangat terkenal sebagai Seorang intelektual Islam Iran yang amat  produktif. Menurut catatan yang ada,  karyanya yang telah diterbitkan tidak  kurang dari 61- buah, yang meliputi bidang  teologi, falsafat, tafsir, sejarah, sosial,  fikih, etika, dan politik Islam.
Dengan kata lain, karya-karyanya meliputi seluruh bidang pengetahuan keislaman. Ini menandakan, betapa, kedalaman dan kekuasaan pengetahuan serta wawasan keislamannya.  Selain dalam bidang akademik, intelektual, dan organisasi sosial keagamaan, Mutahhari pun memiliki perhatian khusus  terhadap politik. Sejak menjadi mahasiswa  dan guru muda di Qum, ia mempunyai hubungan dekat dengan beberapa anggota Fida'iyan-i Islam, sebuah organisasi militan  yang didirikan 1945. Karenanya, ia sering  menanamkan kesadaran politik kepada  teman-temannya. Pada sekitar 1948-  1950 gerakan perjuangan kemerdekaan  melanda seluruh Iran. Di Qum, misalnya,  terbentuk berbagai gerakan dan organisasi,  di antaranya Fida'iyan-i Islam ini. Dan,  Mutahhari turut memainkan peranan dalam kegiatan-kegiatan tersebut. 
Adapun konfrontasi pertamanya, yang  dianggap serius, terhadap Syah terjadi  pada 6 Juni 1963 ketika ia menunjukkan diri secara politis maupun intelektual  sebagai pengikut Imam Khomeini. Secara  tegas, melalui ceramah-ceramahnya, ia mengajak dan mendesak orang-orang untuk  mendukungnya. Karenanya, kemudian, ia  ditahan selama satu setengah bulan. Setelah terbebas, di samping terus mengadakan gerakan, ia pun tidak putus hubungannya dengan Khomeini yang berada di  pengasingan, semula di Turki kemudian  pindah ke Najaf, dan terakhir ke Paris.  Ketika Khomeini kembali ke Iran, ia termasuk salah seorang yang menyertainya.  Ketika revolusi Islam diprokamirkan pada  12 Januari 1979, ia termasuk anggota  dewan. Tiga setengah bulan kemudian, 1  Mei 1979 (1399 H), ia dibunuh oleh kelompok anti Khomeini dan para pendukungnya.   
        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar