Nama : Alzam
Afika
Nim : 209025
Al
Fardhu Afdholu Min Al Nafli”
Nama : Alzam
Afika
Nim : 209025
|
( Ibadah Fardhu Itu Lebih Utama Dari pada Ibadah Sunnah)
v
Ibadah yang paling utama
adalah beramal berdasarkan keridhaan Allah pada setiap waktu sesuai dengan
tuntutan dan posisinya ketika itu. Ibadah paling utama pada saat jihad adalah
jihad itu sendiri, sekalipun harus meninggalkan beberapa wirid yang biasa
dilakukan, shalat malam, puasa sunnah di siang hari, bahkan tidak melakukan
shalat fardhu secara sempurna seperti yang dilakukan dalam keadaan aman.
v
Ibadah yang paling utama
pada saat kedatangan tamu adalah memenuhi haknya dan meninggalkan wirid yang
sunnah untuk menghormatinya. Demikian pula halnya dengan hak istri dan
keluarga. Ibadah yang paling utama ketika penuntut ilmu membutuhkan bimbingan
dan mengajari orang yang bodoh adalah kepedulian untuk mengajarinya dan
menyibukkan diri dengannya. Ibadah yang paling utama saat dikumandangkan adzan
adalah meninggalkan wirid yang sedang dilakukannya dan menyibukkan diri dengan
menjawab seruan muadzin.
v
Ibadah yang paling utama pada
waktu shalat lima waktu adalah bersungguh-sungguh dan tulus ketika
melaksanakannya dengan cara yang paling sempurna, bersegera melaksanakannya
pada awal waktu, dan keluar menuju masjid untuk berjamaah. Apabila jaraknya
jauh dari rumah, maka hal tersebut akan lebih utama lagi. Ibadah yang paling
utama pada waktu-waktu darurat, yang seseorang sangat membutuhkan bantuan jiwa
atau raga adalah menyibukkan diri dengan membantu dan menolong kesedihannya,
serta lebih mementingkan hal tersebut daripada wirid atau ibadah yang dilakukan
dalam keadaan sunyi.
v
Ibadah yang paling utama
pada saat membaca Al-Qur’an adalah menghimpun hati dan keinginan untuk
menghayati dan memahami isinya hingga seolah-olah Allah Ta’ala berbicara
kepadamu dengan perantaraannya. Upaya Anda dalam menghimpun hati untuk
menghayati dan memahami Al-qur`an serta tekad untuk melaksanakan segala
perintah Allah yang ada di dalamnya, merupakan hal yang lebih mulia daripada
orang yang menghimpun hatinya untuk melaksanakan perintah dari seorang penguasa
di dunia.
v
Ibadah yang paling utama
pada waktu wuquf di Arafah adalah bersungguh-sungguh dalam merendahkan diri,
berdzikir, dan berdo’a; bukan berpuasa yang dapat menghalangi diri untuk
melakukan hal tersebut. Ibadah yang paling utama pada sepuluh hari di bulan
Dzulhijah adalah memperbanyak ibadah, terutama takbir, tahlil, dan tahmid, yang
merupakan amalan yang lebih utama daripada jihad yang bukan fardhu ‘ain. Ibadah
yang paling utama di sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan adalah menetap
di dalam masjid, menjauhi manusia, dan beri’tikaf, bukan berinteraksi dengan
manusia dan menyibukkan diri di tengah-tengah mereka. Bahkan, menurut sebagian
besar ulama, hal tersebut lebih utama daripada mempelajari ilmu dan membaca
Al-Qur’an. Ibadah yang paling utama pada saat saudara sesama muslim mengalami
sakit atau meninggal dunia adalah mengunjunginya, menghadiri jenazahnya, dan
ikut mengantarnya.
v
Ibadah yang paling utama di
kala musibah datang dan ketika ada seseorang yang menyakitimu adalah bersabar
dengan tetap berinteraksi dengan mereka dan bukan menjauhi mereka.
v
Ibadah yang paling utama di
setiap waktu dan keadaan adalah memprioritaskan keridhaan Allah Ta’ala,
menyibukkan diri dengan kewajiban yang ada pada waktu tersebut, berdasarkan
kedudukan dan konsekuensinya.
Sumber : Ibnu Qayyim
dalam Madarijus Salikin, kitab Latha`iful Ma’arif, karya Ibnu Rajab Al-Hambali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar